Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 11 ANALISIS METODE KERJA PERAKITAN KIPAS ANGIN PADA PROSES SERVIS KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Galuh Krisna Dewanti Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI galuhdewanti Submitted February 18, 2020; Revised June 29, 2020; Accepted July 18, 2020 Abstrak Penelitian ini dilakukan di bengkel elektronik âABCâ. Permasalahan yang selama ini dialami oleh bengkel âABCâ adalah proses pengerjaan servis suatu alat lama, salah satunya adalah pengerjaan servis kipas angin. Dari hasil penelitian yang dilakukan, mengapa pengerjaan servis suatu alat lama adalah karena tidak ada standar pengerjaan dalam proses servis SOP, Peletakan sparepart/komponen yang /idak tetap, peralatan yang servis tercampur dengan barang-barang yang bukan alat, tata letak sparepart dan meja kerja yang terlalu jauh mengakibatkan transportasi perpindahan teknisi untuk mengambil saparepart/alat menjadi lebih lama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan rancangan kerja redesign menggunakan peta tangan kanan dan tangan kiri. Dasil dari penelitian ini menunnjukkan ada penurunan waktu perakitan kipas angin dari 301 detik menjadi 276 detik. Kata Kunci Metode Kerja, Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan. Abstract This research was conducted at the "ABC" electronics workshop. The problem that has been experienced by the "ABC" workshop is the process of servicing an tool is too long, one of which is the work of fan service. From the results of research conducted, why the servicing of an tool is too long because there is no standard workmanship in the service process SOP, Laying spare parts / components that are not fixed, service equipment is mixed with goods that are not tools, layout spare parts and work tables that are too far away cause transportation transfer of technicians to take longer parts / tools. The method used in this research is to use the Left and Right Hand Maps. The purpose of this study is to propose improvements to work methods using maps of the right hand and left hand. The results of this study show there is a decrease in fan assembly time from 301 seconds to 276 seconds. Key Words Working Method, a map of the right hand and left hand. 1. PENDAHULUAN Era kompetisi yang ketat seperti saat ini suatu usaha dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenangkan persaingan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran, melakukan inovasi proses dan produk serta meningkatkan kualitas dan produktivitas. Optimasi produktivitas kerja diharapkan mampu menghasilkan produk yang optimum dan berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Untuk mendapatkan produktivitas kerja yang sesuai dengan yang diharapkan tentu suatu perusahaan harus menerapkan metode/cara kerja yang yang efektif. Selain metode kerja yang digunakan, tata letak fasilitas kerja merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi perusahaan. Bengkel âABCâ adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang jasa servis STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 12 alat elektronik. Berdasarkan catatan laporan bengkel âABCâ, pelanggan yang sering masuk adalah pelanggan yang menggunakan sistem motor listrik, salah satunya adalah kipas angin. Permasalahan yang selama ini dialami oleh bengkel âABCâ adalah proses pengerjaan servis suatu alat lama, satu diantaranya adalah pengerjaan servis kipas angin. Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan, mengapa pengerjaan suatu alat lama adalah salah satunya karena tidak ada standar pengerjaan SOP dalam proses servis. Sebagai contoh, dalam servis kipas angin, Teknisi sering kali harus mengulang membongkar kembali rakitan kipas yang sudah dirakit, karena ada komponen yang belum terpasang oleh sebab itu dibutuhkan perbaikan metode kerja pada bengkel ABC. Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan desain terbaik dari sistem kerja [4]. Perancangan Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan desain terbaik dari sistem kerja [4]. Salah satu tugas pokok dalam perancangan sistem kerja adalah menentukan/ menetapkan langkah â langkah operasional yang berhubungan dengan proses transformasi dari input hingga output yang diharapkan akan dicapai. Perancangan kerja pada hakikatnya merupakan tahapan paling kritis pada saat perancangan sistem kerja yang baru. Secara garis besar, tujuan melakukan perancangan kerja work design atau redesign adalah untuk meningkatkan produktivitas dan performan kerja dari seluruh sistem produksi yang dapat dicapai melalui pengembangan tata cara kerja work methods lebih efektif dan efisien, pengaturan kondisi lingkungan kerja yang lebih ergonomis serta pemanfaatan dan pendayagunaan secara maksimal sumber daya manusia secara terorganisir [5]. Kebaikan suatu sistem kerja dapat diukur menggunakan beberapa kriteria, empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur dari kebaikan suatu sistem yaitu waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sistem ini memungkinkan waktu penyelesaiannya singkat, tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan minim. Langkah perancangan kerja biasanya dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu langkah studi dan analisa tata cara kerja methods study atau job design dan langkah pengukuran kerja [5]. Dibutuhkan analisis untuk mengetahui apakah perancangan tersebut sudah sesuai atau tidak dengan sistem kerja yang digunakan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan dalam work design atau redesign adalah peta tangan kiri dan tangan kanan. Peta-Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas [4]. Salah satu kegunaan dari peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja. Apabila kita mengadakan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses akan lebih mudah dilaksanakan. Berdasarkan fungsinya, Peta kerja dibagi menjadi 2 bagian yaitu Peta Kerja untuk Menganalisa Proses Kerja Keseluruhan dan Peta Kerja untuk Menganalisa Proses Kerja Setempat. Peta Kerja guna menganalisa proses kerja keseluruhan merupakan peta yang bisa mengungkapkan keadaan nyata suatu STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 13 proses secara keseluruha yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang berlangsung [5]. Peta kerja ini terdiri dari Peta Proses Operasi Operation Process Chart, Peta Proses Produk Banyak Multi Product Process Chart, Peta Aliran Proses Flow Process Chart dan Diagram Aliran Flow Diagram atau String Diagram. Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat akan digunakan untuk menganalisa dan memperbaiki proses kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja, sehingga dicapai suatu keadaan ideal untuk bekerja. Peta Kerja ini terdiri dari Peta Pekerja dan mesin Man and Machine Process Chart, Peta kelompok Kerja Gang Process Chart dan Peta tangan kiri dan tangan kanan Left and Right Process Chart atau Peta Operator Operator Process Chart. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Tangan kiri dan Tangan Kanan adalah peta kerja setempat yang digunakan untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan atau delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kiri maupun tangan kanan secara mendetail sesuai dengan element-elemen Therbligh yang membentuk gerakan tersebut [5]. Elemen gerakan therbligh tersebut terdiri dari 8 gerakan, yaitu Reach Menjangkau, Grasp Memegang, Move membawa, Use Menggunakan, Preposition Mengarahkan, Assembling Merakit, Release melepas, Hold memegang. Dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan kita bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut berlangsung. Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan adalah 1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. 2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif. 3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja. 4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara yang ideal. Studi gerakan Studi gerak adalah analisis terhadap beberapa bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan waktu kerja dan kelelahan dari pekerja dapat diminimalisasi. Suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan untuk dilakukan studi guna mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efisien dengan cara menghilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan kerja, serta menetapkan gerakan dan urutan langkah kerja yang paling efektif guna mencapai tingkat efisiensi kerja yang optimal [7]. Studi gerakan umumnya diklasifikasikan kedalam dua macam studi, yaitu Visual Motion Study dan Micromotion study. Micromotion study atau bisa disebut elemen-elemen kerja dari proses kerja yang berlangsung kemudian dibuat Opertor Process Chart/peta tangan Kiri dan tangan Kanan dengan mengaplikasikan simbol-simbol Therbligh. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yang ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan [5]. Prinsip Ekonomi Gerakan Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik, yaitu yang memungkinkannya dilakukan gerakan yang ekonomis, maka STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 14 perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhi, yaitu 1. Penggunanaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya, 2. Pengaturan tata letak area kerja layout kerja 3. Perlengkapan alat-alat dan perlengkapan kerja. Dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan beberapa prinsip ekonomi gerakan the principles of motion economi. Prinsip ekonomi gerakan ini dapat dipergunakan untuk menganalisa gerakangerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah proses kerja dan juga untuk kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu proses ke proses kerja yang lainnya[6]. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia 1 Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. 2 Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. 3 Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah. 4 Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaikbaiknya. 5 Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak. 6 Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada satu bidang tanpa perlu mengubah fokus. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung 1. Sebaiknya badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap. 2. Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai. 3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil. 4. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang. 5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik. 6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan. 7. Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman. 8. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi kerja yang baik. Membuat rancangan fasilitas kerja mesin, meja, kursi dll dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range pensentil 5-95 agar operator bia bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah. Berikut merupakan dimensi standar dari Normal dan maksimum area kerja dalam suatu bidang Horizontal untuk operator Wanita dan laki-laki. STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 15 Sumber Wignjosoebroto, 2008 Gambar 1. Dimensi Standard dari Normal dan Maksimum Area Kerja Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan 1 Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan. 2 Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan. 3 Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan 2. METODE PENELITIAN Rancangan kegiatan dalam penelitian ini adalah Pertama Menentukan salah satu produk sebagai objek yang akan diteliti langkah kerjanya. Pengambilan data menggunakan bantuan kamera untuk merekam kegiatan proses servis kipas angin dan untuk memetakan tempat kerja/layout kerja teknisi servis kipas angin. Kemudian yang ke dua adalah membuat elemen gerakan kegiatan perakitan kipas angin. Kemudian membuat peta Tangan kiri dan tangan kanan proses servis kipas angin. Untuk mengetahui apakah gerakan-gerakan dan urutan pengerjaan yang dilakukan oleh teknisi sudah ekonomis atau belum. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Studi gerakan dilakukan untuk menganalisa gerakan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan, oleh karena itu studi analisis gerakan penting untuk dilakukan dalam mengurangi kegiatan atau gerakan-gerakan kerja yang kurang efektif sehingga akan diperoleh penghematan waktu kerja dan penggunaan fasilitas-fasilitas kerja [10]. a. Uraian elemen kegiatan Perakitan Kipas Angin. Berikut ini adalah uraian elemen gerakan dari proses merakit kipas angin setelah proses servis kipas angin pada bengkel ABC. Tabel 1. Elemen Gerakan Merakit Kipas Angin 2. Memasang tutup motor bag depan 3. Memasang baut dan mengencangkan motor kipas 4x 4. Mengambil motor kipas dan merakit ke badan kipas 5. Mengambil obeng dan menggunakannya 6. Mengambil cover depan dan merakitnya 7. Mengambil baut cover 2x dan merakitnya 8. Mengambil tutup cover belakng dan merakitnya 9. Mengambil spi dan merakitnya 10. Merakit keranjang bagian belakang 11. Mengambil pengunci keranjang kipas 12. kemudian merakitnya 13. Mengambil baling-baling kipas dan merakitnya 14. Mengambil baut pengunci baling-baling kipas dan merakitnya 15. Mengambil keranjang bagian depan dan merakitnya. Sumber olah data peneliti Elemen gerakan kerja ini menguraikan dari awal sampai akhir proses perakitan kipas angin setelah di servis. STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 16 b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Berikut adalah peta tangan kiri tangan kanan proses Merakit Kipas angin. Pengambilan data dengan menggunakan bantuan stopwatch untuk mengukur waktu setiap elemen gerakan, dan menggunakan video untuk menganalisa gerakan perakitan tersebut. Tabel 2. Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Perakitan Kipas Angin PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI Pekerjaan Perakitas Kipas Angin Dipetakan Galuh Lokasi Bengkel ABC Petugas Peta Metode Awal Tanggal dibuat peta Ukuran meja 1x1m2 Luas Ruangan m2 Keterangan layout meja kerja X Teknisi 1 Meja 2 tempat komponen kecil 3 Peralatan 4 Tempat Sparepart 5 tempat komponen besar Mengambil Blok Kipas Bag Belakang Mengambil Tutup Motor Dan Merakit Mengambil Baut Motor Kipas Sebanyak 4 X Mengarahkan Dan Menggunakan Mengambil Motor Kipas Dan Merakit Ke Badan Kipas Mengambil Obeng Dan Menggunakannya Cover Depan Dan Merakitnya Mengambil Baut Cover 4x Dan Merakitnya Mengambil Tutup Cover Belakang Dan Merakitnya Mengambil Spy Dan Merakitnya Mengambil Kemudian Merakit Keranjang Bagian Belakang Mengambil Kemudian Merakit Keranjang Bagian Belakang Mengambil Baling-Baling Kipas Dan Merakitnya Memegang Baling-Baling Kipas Mengambil Baut Pengunci Baling-Baling Kipas Dan Merakitnya Mengambil Keranjang Kipas Bagian Depan Dan Merakitnya Mengetes Hasil Servis Dan Kapasitor Mengambil Obeng Dan Menggunakan Mengambil Kapasitor Dan Merakit Mengambil Cover Belakang Dan Merakitnya Waktu Siklus = 301 detik s Unit/siklus = 1 Unit Waktu per unit = 301 detik s Sumber Olah data STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 17 Keterangan dalam tabel RE Reach Menjangkau G Grasp Memegang M Move membawa U Use Menggunakan PP PrepositionMengarahkan A Assembling Merakit RL Release melepas H Hold memegang Analisa kerja Work Analysis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat Pada Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan proses perakitan kipas angin, bahwa terdapat dua elemen kegiatan yang dapat dihilangkan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan tangan kanan no 13 yaitu kegiatan mengambil tutup cover belakang dan merakitnya. Kemudian kegiatan tangan kanan no 22 yaitu kegiatan untuk membongkar kembali cover belakang. Ketika cover belakang kipas sudah ditutup keg. No 13 sedangkan proses pengetesan hasil servis kipas belum dilakukan. Yang sering terjadi adalah ketika motor kipas angin sudah dibebani dengan baling-baling kipas, maka motor kipas tidak mau start/mulai berputar. Hal ini terjadi karena di motor kipas angin tersebut ada satu komponen yaitu kapasitor. Dimana kapasitor tersebut berfungsi sebagai sebagai start, atau dalam artian berfungsi untuk memulai kipas agar berputar saat dinyalakan. Jika kapasitor tersebut rusak maka harus diganti. Apabila cover belakang kipas sudah dipasang, maka teknisi harus membongkar ulang tutup cover belakang kipas angin kegiatan tangan kanan no 22 terlebih dahulu saat akan mengganti kapasitor. Membongkar kembali tutup cover belakang akan membutuhkan waktu dan otomatis akan menambah lama waktu servis kipas angin. waktu siklus yang ditunjukkan dalam Peta tangan kiri dan tangan kanan aqdalah sebesar 301 detik. Jika kegiatan 13 dan kegiatan no 22 dihilangkan, maka waktu siklus yang didapat adalah sebesar 276 detik. Waktu siklus adalah waktu yang digunakan dalam melakukan suatu proses kerja tanpa mempertimbangkan aspek kecepatan kerja dan kelonggaran [9]. Sesuai dengan prinsip Ekonomi gerakan jika dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia, maka secara keseluruhan proses dalam peta tangan kiri dan tangan kanan sudah seimbang. Dilihat dari kedua tangan memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. c. Layout meja kerja Dari pengambilan data yang telah dilakukan di bengkel âABCâ, layout meja kerja teknisi kipas angin adalah sebagai berikut Gambar 2 Layout Meja kerja Sumber peneliti Keterangan layout meja kerja X Teknisi 1 Meja 2 tempat komponen kecil 3 Peralatan 4 Tempat Sparepart 5 tempat komponen besar Berdasarkan dari data yang dikumpulkan oleh peneliti, dalam pengaturan Lay Out meja kerja awal sudah ada tempat tersendiri/ dikelompokkan ke dalam jenis yang sama untuk masing-masing item yaitu misalkan peralatan dan sparepart lihat gambar 2. Namun terdapat kekurangan yang nampak adalah pengelompokan tersebut hanya berdasarkan pada jenis itemnya saja tanpa mempertimbangkan kapan dia mau digunakan dan seberapa penting item peralatan/sparepart itu disimpan. Meja teknisi 1 STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 18 Prinsip ekonomi gerakan menyatakan bahan dan peralatan tersebut ditempatkan sedemikian rupa sesuai dengan urutan terbaik dan ditempatkan di tempat yang mudah untuk dicapai/ masih berada dalam daerah kerja baik normal maupun maksimum. Penempatan alat-alat dan sparepart dengan mempertimbangkan area jangkauan optimum pekerja [8]. Sesuai dengan prinsip ekononomi gerakan yaitu letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman dijangkau/dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari. Kemudian prinsip ekonomi gerakan berikutnya adalah tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urutan-urutan gerakan kerja yang terbaik. Berdasar dua prinsip diatas makan peneliti mengusulkan perbaikan layout meja kerja sebagai berikut Gambar 3. Usulan Layout Meja Kerja Bengkel âABC Sumber Peneliti Keterangan X Teknisi 1 Meja 2 tempat komponen kecil 3 Peralatan 4 Tempat Sparepart 5 tempat komponen besar Tempat komponen kecil dan tempat sparepart diletakkan di sebelah depan kiri teknisi jangkauan normal tangan kiri dengan jarak kurang lebih 15,5 Inch dari teknisi. Tempat komponen besar dan peralatan diletakkan di bagian depan sisi kanan teknisi. Disesuaikan dengan urutan pemakaian. Jadi gerakan tangan kanan dan tangan kiri tidak akan berbenturan. Design/redesign sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur yang digunakan untuk menciptakan ekonomi gerakan/meminimasi gerakan sehingga pekerja terhindar dari kelelahan kerja yang diakibatkan dari gerakan yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan layout tempat kerja, maka Prinsip-prinsip ekonomi gerakan perlu dipertimbangkan dalam perancangan layout/stasiun kerja diantara prinsip tersebut adalah 1 Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penbempatan materiil sparepart, peralatan kerja, mekanisme kontrol dll sehingga pekerja tidak membutuhkan waktu untuk mencari-cari. 2 Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kiri dan tangan kanan [4]. Meringkas layout kerja dengan artian Ringkas adalah membuang barang yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan [1]. Rapi yang berarti menyimpan barang dengan memperhatikan efisiensi, mutu dan keamanan serta mencari cara penyimpanan yang optimal [2]. Beberapa perbaikan yang dapat dilakukan oleh manajemen bengkel ABC adalah diantaranya 1. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Ketentuan Perbaikan Lay out kerja Perbaikan Lay out meja kerja dilakukan dengan mendekatkan peralatan dan sparepart sedekat mungkin dengan meja kerja dan sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Yaitu salah satunya adalah Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan. 2. Membuat standar proses pengerjaan servis yang baku SOP dengan Peta Inch Inch STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi p-ISSN 2527 - 9661 Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN 2549 - 2837 19 tangan kiri dan tangan kanan dapat dijadikan sebagai acuan. 4. SIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1 Berdasarkan Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan proses perakitan kipas, terdapat 2 kegiatan yang dapat dihilangkan yaitu kegiatan no. 13 dan kegiatan no. 22 2 Perbaikan Lay out meja kerja dilakukan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. 3 Setelah ada perbaikan metode kerja diperoleh waktu untuk perakitan kipas angin sebesar 276 detik dari sebelumnya adalah 301 detik. DAFTAR PUSTAKA [1] Monden, Yushiro. 2000. Penerjemah Edi Nugroho, Sistem Produksi Toyota. Jakarta [2] Osada, Sikap Kerja 5S. Mariani Gandamiharja, Trans. JakartaPPMS. [3] Sinambela, Sahat. 2010. Buku ajar Analisa Perancangan Sistem kerja dan Ergonomi âI. Jakarta [4] Sutalaksana, Iftikar Dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB Bandung [5] Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. [6] Erliana, dkk. âPerbaikan Metode Kerja Pengantongan Semen Menggunakan Peta Tangan Kiri Dan Kananâ. Spektrum Industri, Vol. 13, No. 2, 115 â 228, 2015. [7] Ericfrans, dkk. âAnalisa Gerak Dan Waktu Kerja, Sampel Inkubasi Teh Botol Sosro Kemasan Kotakâ. PASTI Volume IX No 1, 83 â 101. [8] Dewi, dkk.â Implementasi Prinsip Ekonomi Gerakan Untuk Pengaturan Tata Letak Fasilitas Kerja Pada Pemrosesan Batu Alamâ. Performa Vol. 14, 149-156, 2015. [9] Montororing, âUsulan Penentuan Waktu Baku Proses Racking Produk Amplimesh Dengan Metode Jam Henti Pada Departemen Powder Coatingâ. Jurnal Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 7, No. 2, 53-63, 2018. [10] Azizan, M. âAnalisis Time and Motion Study Dengan Menggunakan Metode Micromotion Study Dalam Meningkatkan Produktivitas Ukm Aneka Karya Glassâ. Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta 2017. ... Rumus dari Work Load Analysis untuk penurunan beban kerja adalah sebagai berikut [4] Rata-rata beban kerja = â ...Fandra Prastyo Al HavishBoy Isma PutraAir cooler is a system or machine designed to stabilize the air temperature and humidity in a certain area by circulating it. In the air cooler production process at PT GIJ, very high accuracy is also needed in the process and is still carried out by 1 worker in each part of the production process manually and the time it takes is relatively long up to more than 2 hours from normal time and results in employees fatigue easily. This study uses the work load analysis WLA method to reduce the workload obtained by completing the work at a certain working time and then improving the work system using the macroergonomic analysis and design MEAD method to determine the need for rest time in several production process activities. From the results of this study indicate the value of the workload after doing research using the work load analysis WLA method, the results of the workload at the component stage are and the line process stage is which means that from the stages of the production process each is declared to get a load. underload or normal work and the results obtained from the calculation of the need for rest time using the macroergonomic analysis and design MEAD method, the results of energy consumption are kcal/minute and the results obtained are the need for rest time of minutes so that the rest time needed by employees for stretching the body by minutes outside the normal rest time of 60 minutes.... Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan label di Industri Jago Jaya Shuttlecock Jagalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut kamera smartphone untuk merekam proses pemotongan label, Perhitungan Waktu Baku menggunakan Stopwatch Time Study untuk menentukan waktu standar yang diperlukan dalam proses pemotongan label, Peta Kerja Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan untuk menggambarkan proses pekerjaan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan pekerja secara rinci dalam melakukan proses pemotongan label, Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk menilai risiko dari anggota tubuh bagian atas yang diakibatkan oleh gerakan repetitif serta memperoleh informasi bagian yang mempunyai level risiko tinggi yang digunakan untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, Wawancara dengan pemilik dan pekerja di Industri Jago Jaya Shuttlecock untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, metode NIDA Need, Idea, Decision, dan Action sebagai metode perancangan alat, dan software Autodesk Fusion untuk merancang desain alat pemotong label [2][3][4] [5]. Objek dari penelitian ini yaitu aktivitas pada proses pemotongan label di Industri Jago Jaya Shuttlecock. ...Industri Jago Jaya Shuttlecock merupakan salah satu industri shuttlecock di Surakarta. Proses produksi shuttlecock di industri ini masih menggunakan alat tradisional. Salah satu proses dari keseluruhan proses produksi mengandung beberapa gerakan repetitif yaitu pada proses pemotongan label. Selain itu, tingginya jumlah gerakan repetitif menyebabkan tingginya waktu proses pemotongan. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan adanya perancangan alat pemotong label yang bertujuan untuk mengurangi lamanya proses pemotongan dan gerakan repetitif yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan perhitungan waktu baku untuk menghitung waktu yang diperlukan pada proses pemotongan menggunakan alat saat ini, penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk menilai faktor risiko yang menjadi fokus kebutuhan perancangan alat, serta analisis gerakan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan. Berdasarkan penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool, faktor risiko pengulangan, pergerakan lengan, serta kecepatan kerja menunjukkan pada level risiko medium. Sedangkan faktor risiko tekanan, postur lengan, dan postur genggaman tangan menunjukkan pada level risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan adanya beberapa gerakan yang tidak efektif dan berulang pada proses pemotongan label. Perancangan alat pemotong label menggunakan metode NIDA Need, Idea, Decision, and Action menghasilkan alat pemotong label yang dapat memenuhi kebutuhan pada proses pemotongan label di Industri Jago Jaya Shuttlecock. Yuri Delano Regent MontororingUntuk meningkatkan kapasitas produksi diperlukan adanya sistem kerja yang mendukung. Salah satu cara yang bisa dipakai yaitu membakukan waktu proses dari pekerjaan khususnya proses racking produk amplimesh pada departemen powder coating. Dengan melakukan penentuan waktu baku diharapkan keluaran produksi bisa ditingkatkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode jam henti, dimana pengambilan sampel data waktu dilakukan dengan menggunakan stopwatch pada proses pengaitan kawat dan proses menginstalasi amplimesh ke splan. Setelah dilakukan perhitungan, waktu baku usulan yang diperoleh untuk membuat 1 amplimesh adalah 2 menit 9 detik, sehingga produktivitas perusahaan mencapai 61%, dan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 39,38% atau sebanyak 55 amplimesh pershiftnya Luciana Triani DewiMarta Hayu Raras Sita Rukmika SariChandra DewiVincensius Ariyonospan> The layout and arrangement of production facilities is one key to productive and efficient working environment. In planning and setting the layout of the factory, one of the basic principles that should be considered is the planning of work stations. Every operation must be designed in detail by applying economic principles in the movement of goods to and from work station. The study was conducted in a small industry which manufactures natural stone craft in Yogyakarta. Development of work stations design remains to reduce unnecessary activities such as searching and moving equipment activity. Economic principles applied in the development of a facility layout. Evaluation of the layout design was used time study analysis based on the two hand chart before and after improvement of work station layout. Implementation of improved design showed improvement working time for the process which increasing efficiency up to Reduction standard time is achieved because the work methods becomes easier and faster than before.
A Motor AC 1 Fasa. Motor AC 1 Fasa banyak digunakan pada peralatan rumah tangga listrik, misalnya pompa air, mesin cuci, lemari es, mixer, kipas angin dan sebagainya. Karena bentuknya yang sederhana dan harganya yang relatif murah motor induksi 1 fasa banyak dipakai untuk keperluan motor-motor kecil. Struktur motor induksi 1 fasa hampir sama
Dibagian tengah, menghasilkan putaran dan di bagian belakang untuk gear pada kotak gear. Kotak Gear dan Gigi. Bagian ini dalam bahasa Indonesia sering juga disebut dengan sebutan wadah gigi. Di sini, semua gigi berada untuk menurunkan dan mengarahkan kecepatan dan arah dari kipas angin dari bagian leher.
LaluPeriksa Thermo Fuse pada kipas angin yang seperti pada gambar dilingkari dan ditandai pada gambar.Cara periksa kita harus mempunyai Multimeter dengan sekala ohm X1000 tempelkan prob multimetr pada kedua kaki thermofuse jika multimeter tidak menunjukkan nilai maka thermofuse rusak jika sebaliknya maka masih bagus atau baik , kalo tidak punya multimeter langsung saja ganti thermofuse tersebut.
Jadi kipas angin bisa juga beroperasi dengan menggunakan tenaga DC. Bahkan, dengan menggunakan tenaga DC justru kipas angin dapat beroperasi dengan lebih baik. Tetapi dikarenakan untuk merangkai kipas angin DC ini memerlukan banyak komponen, maka harga yang harus dibayar untuk membeli komponen pun lebih mahal dari kipas angin biasa.
Caramemperbaiki kipas angin Maspion , Cosmos , dan beberapa brand lain yang putarannya lambat ternyata cukup mudah. Sebelumnya perlu dikenali bahwa ada tiga penyebab yang biasanya mengakibatkan putaran kipas angin menjadi lemah dan lambat , yakni lantaran kerusakan pada as dinamo , kapasitor , ataupun thermostat.
. 1 357 174 336 344 246 370 239
pengaturan putaran pada kipas angin dilakukan dengan cara