JAKARTA — Emiten BUMN semen PT Semen Baturaja Persero Tbk. SMBR resmi melakukan perubahan direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB pada Selasa 24/1/2023.SMBR memberhentikan dengan hormat Direktur Pemasaran Mukhamad Saifudin, dan Direktur Umum & SDM Gatot Mardiana. Selain itu, terdapat juga perubahan nomenklatur untuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menjadi Direktur Fungsi Keuangan dan SDM, dan Direktur Produksi dan Pengembangan menjadi Direktur Fungsi Operasi juga memberhentikan dengan hormat Komisaris Independen Darusman Mawardi, dan Komisaris Oke Nurwan. Di sisi lain, perseroan mengangkat Hadi Daryanto selaku Komisaris. Posisi Komisaris Utama masih dijabat oleh Franciscus Franky adalah susunan Dewan Komisaris dan Direksi SMBRDewan KomisarisKomisaris Utama Franciscus Sibarani Komisaris Independen Chowadja SanovaKomisaris Hadi DaryantoBaca JugaTeka-teki Direksi Baru BUMN Semen Baturaja SMBRSemen Indonesia SMGR Akuisisi SMBR, Bisa Efisiensi Rp1,6 TriliunTarget Semen Indonesia SMGR setelah SMBR Resmi GabungDireksiDirektur Utama Daconi KhotobDirektur Fungsi Keuangan dan SDM Perseroan Tubagus Muhammad DharuryDirektur Fungsi Operasi Perseroan Suherman YahyaDalam keterangan resmi SMBR, RUPSLB juga sepakat melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan atas bergabungnya dengan PT Semen Indonesia Persero Tbk. SMGR atau SIG dalam holding subklaster semen. Proses integrasi SMBR ke SIG berhasil diselesaikan dan telah melengkapi seluruh tahapan pembentukan holding BUMN Sub Klaster RI dan SIG telah menandatangani Akta Perjanjian Pengalihan Saham sebanyak 7,49 miliar saham Seri B milik Negara RI di SMBR agar beralih kepemilikannya kepada SIG. Perjanjian ini membuat status SMBR berubah menjadi non-persero menjadi salah satu anak persuahaan Negara RI masih memegang 1 saham seri A Dwiwarna, sedangkan SIG memiliki 7,49 milair saham seri B, dan masyarakat memiliki 2,43 miliar saham seri Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan integrasi SMBR ke dalam SMGR merupakan pencapaian penting dari rencana transformasi BUMN dalam streamlining dan clustering pada sub klaster sektor mengatakan Kementerian BUMN ingin mendorong Sub Klaster Semen sebagai penggerak industri semen yang berkelanjutan. Langkah ini dilakukan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan efisiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan kajian SMGR, aksi korporasi ini berpotensi memberi nilai tambah hingga Rp1,66 triliun selama 2022-2026. Nilai tambah tersebut dapat diperoleh melalui optimalisasi pendapatan dan efisiensi biaya sepanjang rantai catatan Bisnis, Semen Baturaja telah merampungkan Pabrik Baturaja II yang mulai berproduksi secara komersial pada 1 September 2017, dengan kapasitas produksi sebesar 1,85 juta ton semen, sehingga total kapasitas produksi Semen Baturaja menjadi sebesar 3,85 juta ton semen per SMGR sebagai pemegang saham mayoritas SMBR akan membuat laporan keuangan hingga kapasitas produksi kedua emiten tersebut terkonsolidasi. Hal ini nantinya akan meningkatkan konsolidasi pendapatan di masa konsolidasi ini dilakukan kala permintaan lebih lesu dibandingkan kapasitas produksi perusahaan semen. Per 2020, utilisasi pabrik semen di Indonesia hanya 56 persen akibat turunnya permintaan, sedangkan kapasitas terpasang sudah tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
PengertianSaham Menurut Para Ahli. 1. Sunariyah (2006: 126-127) Menurut Sunariyah menyatakan bahwa saham ialah sebuah Surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emitmen. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
JAKARTA - Harga pelaksanaan rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. BBRI ditetapkan per prospektus Bank BRI yang dipublikasikan hari ini, Selasa 31/8/2021 di Harian Bisnis Indonesia, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp50 setiap tersebut setara dengan 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights pemegang 1 miliar saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam DPS perseroan pada 9 September 2021 pukul WIB berhak atas HMETD, di mana satu HMETD berhak untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan per saham. Pemegang saham perseroan yang memiliki saham kurang dari 1 miliar saham tetap mendapatkan HMETD yang disesuaikan dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham perseroan dibagi dengan rasio HMETD Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu pun menyebutkan bahwa perseroan mempertimbangkan banyak faktor dalam menetapkan harga pelaksanaan rights issue tersebut.“Kami sampaikan dalam penetapan pricing rights issue, kami mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kondisi makro ekonomi dan industri yang terakhir, kinerja perseroan, fluktuasi harga perseroan dan masukan dari para pemegang saham,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa 31/8/2021.Adapun, dalam aksi ini, pemerintah selaku pemegang saham pengendali BRI dengan kepemilikan saat ini sebesar 56,75 persen, akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya dengan melakukan inbreng atas saham milik modal pemerintah akan disetorkan dalam bentuk kepemilikan saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian, dengan nilai seluruhnya Rp48,67 triliun. Serta, kepemilikan saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM, dengan nilai seluruhnya Rp6,10 Utama BRI Sunarso mengatakan tujuan dari transaksi ini adalah memperkuat pertumbuhan bisnis perseroan di masa yang akan datang melalui pembentukan dan penguatan ekosistem ultra itu ditempuh dengan menambah portofolio perusahaan anak yang selama ini bergerak dan berkinerja baik di segmen usaha ultra mikro yaitu Pegadaian dan PNM.“Perseroan memerlukan sumber pertumbuhan baru ke depan yaitu segmen usaha ultra mikro. Sehingga perseroan dapat tumbuh berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, tak terkecuali pelaku usaha ultra mikro dan UMKM,” kata segar yang diraup dari publik melalui rights issue diperkirakan mencapai Rp41 triliun. Namun bila ditotal dengan nilai inbreng, optimalisasi aksi korporasi BRI diperkirakan bernilai sekitar Rp96 hasil dari aksi korporasi itu di antaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi bersama kedua BUMN tersebut. Oleh karena itu, Sunarso berharap agar minority shareholder dapat menunaikan haknya dalam aksi rights issue tersebut karena prospeknya sangat baik. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Annisa Sulistyo Rini Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Tag saham seri b. Saham Adalah. Oleh bitar Diposting pada Februari 18, 2020 Mei 17, 2021. SeputarIlmu.Com - Saham ?? mendengar kata saham terdengar asing bagi orang awam yang belum terjun ke dunia bisnis. Oleh sebab itu disini akan mengulas tentang apa itu saham secara lengkap.
Tertarik dengan saham BBRI? Kabarnya BBRI akan menggunakan penambahan modal dengan skema right issue yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat. Rencananya BBRI akan menerbitkan kira-kira 28,67 miliar lembar saham seri B dengan nilai Rp 50 per saham atau sekitar 23,25% dari modal perseroan. Lalu apa pengaruhnya untuk kita para investor? Nah pada kesempatan kali kita akan membahas tentang right issue BBRI dan bagaimana prospek serta strategi investasinya. Namun sebelum membicarakannya lebih dalam, bagi Anda yang belum memahami apa itu right issue, bisa menyimak penjelasan berikut ini! Apa itu Right Issue Right issue atau HMTED Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah salah satu bentuk aksi korporasi dimana emiten memberikan hak untuk membeli saham baru yang akan di terbitkan khususnya kepada pemegang saham yang lama. Sederhananya begini, perusahaan yang sudah melakukan IPO pasti sudah memiliki pemegang saham lama. Ketika perusahaan membutuhkan dana segar, maka perusahaan harus menerbitkan saham baru. Nah saham-saham baru inilah yang di prioritaskan untuk ditawarkan kepada para pemilik saham lama terlebih dahulu. Baca yuk, Saham Teknologi Bersiap Untuk Melejit Lalu mengapa perusahaan melakukan right issue? Tujuan dari aksi right issue ini biasanya bermacam-macam. Mulai dari untuk penambahan modal, dalam rangka ekspansi bisnis ataupun membayar utang. Jadi dibanding meminjam ke Bank, perusahaan terbuka biasanya memilih untuk melakkan Right Issue. Harga Right Harga right atau harga saham baru dari right issue bisa saja lebih murah, sama ataupun lebih tinggi dari harga sahamnya saat ini. Namun jika saham tersebut banyak peminat, tentunya akan naik seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu keuntungannya, investor lama umumnya bisa membeli saham baru tersebut dengan harga yang lebih murah dibanding setelah di buka untuk investor lain. Rasio Right Issue Pemberian right issue akan di lakukan berdasarkan rasio tertentu. Misalnya Rafa memiliki 1000 lembar saham ABCD. Lalu emiten ABCD melakukan right issue dengan rasio 1 2. Ini artinya Rafa di berikan kesempatan untuk membeli 2000 lembar saham 2 kali lipat saham ABCD miliknya. Jika Investor Lama Tidak Membeli Saham Right Issue Bagaimana jika investor lama tidak membeli saham baru yang di tawarkan pada right issue? Maka hak ini akan di berikan pada investor baru yang menjadi standby buyer. Konsekwensinya porsi investasi investor lama bisa menjadi berkurang dilusi. Kok bisa ? Kita pakai contoh right issue emiten ABCD dengan rasio 1 2 seperti di atas. Jika sebelumnya kita memiliki 1000 lembar ABCD, dengan adanya penerbitan saham baru maka jumlah sahamnya bertambah menjadi 3000 lembar saham. Tapi jika tidak membelinya, maka 2000 lembar saham akan dimiliki oleh investor baru. Perhitungannya begini Nilai saham kita saat ini setelah right issue = 1000/ 3000 Dulu 1000 lembar saham nilainya mewakili 100% milik kita. Tapi karena nilainya kini menjadi 3000 lembar maka 1000 lembar saham kita saat ini hanyalah 33,3%. Dengan kata lain kita kehilangan 66,7% kepemilikan saham. Mekanisme Right Issue BBRI Aksi korporasi BBRI kemungkinan akan terjadi pada waktu dekat sekitar kuartal III tahun 2021. Aksi korporasi ini di awali oleh tujuan untuk membentuk Holding Ultra Mikro yang mana hal ini akan menggabungkan beberapa perusahaan pelat merah. Diantaranya Bank BRI, PT Permodalan Nasional Madani PNM, dan PT Pegadaian Persero. Perusahaan-perusahaan tersebut nantinya akan menjaid satu holding di bawah kendali Bank BRI. Oleh karena itu dilakukanlah right issue supaya BBRI bisa membentuk Holding Ultra Mikro tersebut. Dengan kata lain, right issue ini bertujuan untuk ekspansi bisnis dari Bank BRI dimana Bank BRI akan menjadi pemilik 99,99% saham PNM dan juga Pegadaian. Ketentuan Bentuk Penyetoran Right Issue BBRI Melalui aksi korporasi right issue maka semua pihak pemegang saham BBRI akan di libatkan, termasuk pemerintah selaku pemegang saham terbesar 56,75% . Berdasarkan informasi resmi Bank BRI, sebagai pemegang saham pengendali BBRI pemerintah tidak akan menyetorkan dananya secara tunai. Baca juga, Cara bermain saham di bursa luar negeri Melainkan akan menyerahkan saham seri B milik pemerintah yang ada di PNM dan Pegadaian. Sementara untuk investor publik atau masyarakat bisa menyetorkan dananya dalam bentuk tunai. Pelaksanaan RUPS BBRI Pada tanggal 22 Juli 2021 nanti Bank BRI akan mengadakan RUPS Rapat Umum Pemegang Saham yang akan di laksanakan di Kantor Pusat BRI, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46 Jakarta. Pada RUPS tersebut para pemegang saham akan mengambil keputusan kaitannya dengan penambahan modal perseroan BBRI. Nantinya akan ada HMETD Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk para pemegang saham melalui PUT I Penawaran Umum Terbatas. Menurut beberapa analis, aksi korporasi right issue yang di lakukan BBRI ini memiliki prospek yang cukup cerah. Hal ini karena selain akan berdampak baik untuk BRI secara jangka panjang, stakeholder lain seperti kita para pemegang saham BRI. Hanya saja, ada yang perlu di cermati lebih lanjut dari right issue ini yakni mengenai harga right-nya. Sebab kemungkinan harga right BBRI akan lebih rendah dari harga sahamnya saat ini. Dimana harganya di proyeksikan 1 sampai 1,5 kali lebih rendah dari harga saham BBRI saat ini berkisar Rp 2400-Rp 3220. Kita memang belum bisa benar-benar memastikannya, jadi kita tunggu saja nanti. Kemudian yang jadi pertanyaannya, apakah kita perlu menebus right issue BBRI ini? Sebenarnya, aksi right issue ini cukup menarik mengingat tujuannya adalah untuk melakukan ekspansi bisnis. Selain itu, Bank BRI merupakan salah satu emiten yang cukup baik dalam hal track record kinerja dan fundamental perusahaan. Jadi bagi para value investor long term hal ini bisa menjadi peluang positif. Jika investor lama tidak mengambil hak untuk membeli harga right, maka nilai investasi akan berkurang dilusi. Namun seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, kita belum benar-benar tahu harga pasti dari right issue BBRI sehingga untuk menembus harga right bisa menunggu dulu harga pastinya. Bagaimana jika kita ingin ikut dalam right issue BBRI? Kita bisa ikut membeli right issue BBRI lewat sekuritas pilihan masing-masing atau menanyakan langsung ke sekuritasnya. Fundamental BBRI 5 Tahun Terakhir Sebelum benar-benar membeli saham tertentu rasaya sudah menjadi kewajiban bagi investor untuk mengecek kembali bagaimana fundamental perusahaan. Walaupun BBRI di kategorikan sebagai salah satu saham bluechip, namun agar langkah kita selanjutnya lebih tepat kita juga perlu memastikan track record fundamentalnya sampai degan akhir-akhir ini. Lalu bagaimana kondisi fundamental BBRI dari 5 tahun terakhir dan yang terbaru? Net Profit Pertumbuhan bisnis BBRI dalam 5 tahun terakhir sangat luar biasa jika dilihat dari net profitnya. Meskipun pada tahun 2020 yang lalu sempat anjlok seperti perusahaan lainnya karena tersandung ise pandemik covid 19. Untuk lebih jelasnya Anda bisa melihat data pada tabel di bawah ini! TahunNet Profit/ Laba Bersih Rp202018,70 T- 45,66%201934,41 T+ 6,15%201832,42 T+ 11,62%201729,04 T+ 10,74%201626,23 T+ 3,22% Pada kuartal I tahun 2021, net profit BBRI mencapai Rp 6 triliunan. Hal ini merupakan suatu perkembangan di banding kuartal sebelumnya. Aset, Hutang, Modal dan Nilai Buku Secara aset, Bank BRI memiliki nilai yang fantastis bahkan hingga mencapai Rp 1500 triliun. Jumlah aset BBRI bahkan terus bertumbuh saat krisis tahun 2020 yang lalu. Coba cermati pertumbuhan aset, hutang, modal dan nilai buku dari BBRI selama tahun 2016 hingga 2020 berikut ini! TahunAset RpHutang RpModal RpNilai T- 6,71% T+ 8,60%199,90 T- 4,26% 4,26% T+ 9,24% T+ 8,67%208,78 T+ 12,69% 12,69% T+ 15,15% T+ 15,93%185,28 T+ 10,71% 10,71% T+ 12,22%958,90 T+ 11,91%167,35 T+ 13,99% 13,99% T+ 14,25%856,83 T+ 11,96%146,81 T+ 29,78% 29,78% Nah pada tahun 2021 terlihat bahwa kinerja BBRI sedang mulai pulih kembali. Hal ini berdasarkan net profit margin BBRI yang mulai membaik dan bertumbuh. Laba Per Saham Begitu juga jika dilihat dari laba per Sahamnya. BBRI menunjukan peningkatan yang cukup konsisten kecuali lagi-lagi anjlok di tahun 2020. TahunLaba Per Saham 2020153,14- 45,66%2019281,82+ 6,15%2018265,48+ 11,62%2017237,85+ 10,74%2016214,79+ 3,22% Dividen Per Saham Salah satu ciri dari perusahaan yang memiliki kinerja bagus juga bisa di lihat dari pembagian dividen. Sebab jika kinerjanya jelek, tentunya perusahaan akan kurang mampu membagikan dividen untuk para investornya. Nah dalam hal ini BBRI juga termasuk emiten yang rajin membagikan dividen dengan jumlah yang cenderung naik setiap tahunnya. Bahkan pada krisis Bahkan terakhir pada April 2021, BBRI juga membagikan dividen sebesar 65% dari laba tahun 2020 yakni senilai Rp 98,91 per saham. Walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya karena memang laba tahun 2020 sempat turun drastis, namun ini menunjukan bahwa BBRI merupakan emiten yang sangat kuat karena masih mampu membagikan dividennya di tengah krisis. Coba lihat jumlah dividen per Saham yang di bagian BBRI berikut ini! TahunDividen Per Saham Rp2020Rp 168,202019132,46+ 23,97%2018106,86+ 24,46%201785,85+ 37,56%201662,41+ 4,78% Dari data di atas bisa di bilang bahwa BBRI memang memiliki kinerjanya bagus. Mungkin bisa kita bayangkan, bagaimana jika setelah right issue ini BBRI juga melakukan ekspansi sehingga bisa menggarap pasar yang selama ini di sasar oleh PNM dan Pegadaian. Baca juga, Pemula harus Tahu Apa Itu Saham Gorengan Penutup BBRI merupakan saham blue chip yang layak di pertimbangkan untuk investasi jangka panjang. Namun sebaiknya tetap membeli saham di harga wajar atau saat turun, begitupun jika terjadi right issue nanti. Bagaimana menurut Anda? Apakah right issue ini dapat menjadi peluang besar atau justru ancaman? Semua keputusan investasi kembali ke tangan Anda. Sebagai investor, tentunya perlu cermat dan bijak menyikapi segala bentuk aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten yang kita minati. Semoga informasi mengenai right issue BBRI dapat bermanfaat dan menambah wawasan investasi Anda. Batasauto-reject dari saham adalah ketika saham itu naik atau turun sebesar 35 persen. Penerbit dapat menerbitkan seri baru Waran Terstruktur dalam periode 2 (dua) tahun setelah penerbitan seri perdana efektif tanpa mengajukan Pernyataan Pendaftaran baru. b. Kriteria-kriteria yang wajib dipenuhi oleh pihak penerbit (perusahaan/ emiten Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk BEKS berencana melakukan aksi korporasi penggabungan nilai nominal saham reverse stock 10 saham menjadi 1 saham baik untuk Saham Seri A dan Saham Seri ini dilakukan sebagai satu rangkaian aksi korporasi dengan rencana Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas PUT VI dan PUT VII Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PMHMETD."Penggabungan nilai saham reverse stock dilakukan dalam rangka mengakomodir ketentuan Peraturan BEI Nomor I-A dan II-A terkait minimum harga pelaksanaan saham tambahan dari rencana aksi korporasi PUT VI dan PUT VII PMHMETD," tulis manajemen Bank Banten, dalam prospektus yang dipublikasikan, Kamis 27/8/2020. Aksi ini juga mengakomodasi rencana penambahan modal Bank Banten oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Banten Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penambahan Penyertaan Modal Ke Dalam Modal Saham PT Banten Global untuk Pembentukan Bank Pembangunan Daerah Banten sebesar Rp 1,55 menyebutkan, sesuai Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat bahwa untuk pencatatan saham tambahan yang berasal dari PMHMETD, harga pelaksanaan HMETD paling sedikit sama dengan batasan harga terendah saham yang diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar batasan terendah harga saham yang dimasukkan ke Jakarta Automated Trading System JATS untuk diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, sesuai Peraturan BEI Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, yakni Rp 50/ ini harga saham BEKS yang diperdagangkan di Pasar Reguler adalah sebesar Rp 50/saham dan harga nominal saham Seri C yang akan diterbitkan oleh perseroan dan telah mendapatkan persetujuan RUPS Luar Biasa pada tanggal 26 Februari 2020 adalah Rp 8/saham."Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam rangka memperkuat permodalan, maka perseroan berencana juga untuk melakukan aksi korporasi reverse stock sebagai satu rangkaian aksi korporasi dengan rencana PMHMETD," tulis manajemen."Selain itu, sebagai perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di BEI, kami berupaya agar saham- sahamnya dapat diperdagangkan kembali di BEI, oleh karenanya perseroan mengajukan persetujuan kepada RUPSLB untuk melakukan penggabungan nilai nominal saham Perseroan baik untuk saham Seri A dan saham Seri B."Dengan demikian, nilai nominal saham Seri A yang semula Rp 100 menjadi Rp per saham, dan nilai nominal saham Seri B yang semula Rp 18 menjadi Rp 180 per penggabungan nilai nominal saham tersebut akan dilaksanakan sebelum pelaksanaan PUT VI yang direncanakan informasi, pemegang saham bank yang dulunya bernama PT Executive International Bank yang didirikan pada 11 September 1992 ini yakni Saham Seri A dan Seri B sebesar 51% dipegang Banten Global, sedangkan investor publik Seri A dan B 49%."Perseroan telah menunjuk penilai independen untuk melakukan penilaian harga saham wajar perseroan. Atas dasar laporan penilai independen tersebut maka rasio penggabungan nilai nominal saham yang akan dilaksanakan sekurang-kurangnya mencapai harga saham dan nilai nominal sebagaimana disyaratkan peraturan BEI."Sehubungan dengan hal tersebut, bank yang sempat bernama Bank Pundi Indonesia ini telah menunjuk PT Bahana Sekuritas untuk melakukan pembelian saham yang bilamana dilakukan penggabungan nilai nominal saham dari pemegang saham lainnya tidak mencapai 1 saham baru, dengan harga yang sama dengan harga sesuai ketentuan Peraturan BEI Nomor itu, pemegang saham berhak mengajukan permohonan pembelian saham kepada Bahana Sekuritas dengan jumlah untuk memenuhi pecahan saham hasil pelaksanaan reverse stock hingga mencapai genap 1 saham dengan membayar harga pembelian sebagaimana diatur dalam Peraturan BEI akan diselenggarakan pada 2 Oktober 2020 untuk meminta persetujuan pelaksanaan penggabungan nilai nominal saham dengan rasio 10 saham menjadi 1 saham baik untuk saham Seri A dan saham Seri informasi, reverse stock split adalah aksi emiten untuk mengendalikan harga saham, dilakukan dengan menggabungkan saham-sahamnya dan menghasilkan sejumlah kecil saham yang dianggap lebih bernilai dari sebelumnya. Ini kebalikan dari aksi korporasi stock split, pemecahan nilai nominal saham. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Jadi Bank Sehat, Dirut Bank Banten Optimistis Cetak Laba tas/tas KesepakatanGrup Keenam Ascoli Calcio-Utara. "Pembelian Ascoli bernilai sekitar €20 juta ($23,7 juta), dengan pembayaran premi tambahan jika klub dipromosikan ke Serie A," kata Rizzetta kepada saya. Transaksi tersebut memberikan Grup Keenam Utara 31% saham minoritas di Ascoli Calcio dan memberinya dua kursi di dewan direksi klub.403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID LvbTPnRK6FjATVGx_h9G9_z6iL3mSo1JxCt64NBvCW8fuQ-HChPsMg==PemegangSaham Seri B adalah Negara Republik Indonesia dan publik (orang persero atau badan) yang diakui Perseroan sebagai pemilik saham b) Bank bertanggung jawab dalam menjalankan hak-hak Pemegang Saham Bank, yaitu : Bank harus melindungi hak pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Bank